SUMEDANG, elJabar.com — Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Conference of Bandung Spirit 70th Anniversary dengan tema “Bandung di Usia 70: Asesmen dan Perspektif Membangun Dunia Baru.”
Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 28 Oktober 2025 di Kampus IPDN Jatinangor sebagai bagian dari peringatan tujuh dekade Konferensi Asia–Afrika (KAA) tahun 1955 — tonggak sejarah lahirnya semangat solidaritas, keadilan, dan kerja sama antarbangsa.
Konferensi ini diikuti oleh 131 pelajar, peneliti, dan praktisi dari 32 negara, terdiri atas 89 peserta yang hadir secara langsung dan 42 peserta yang berlatih secara berani. Peserta yang hadir secara fisik berasal dari 17 negara, antara lain Indonesia, India, Perancis, China, Italia, Rusia, Brasil, Hungaria, Jepang, Afrika Selatan, dan Polandia, sedangkan peserta dare berasal dari 18 negara termasuk Amerika Serikat, Belanda, dan Aljazair.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan internasional, di antaranya Prof. Connie Rahakundini Bakrie, pakar geopolitik dari Universitas Pertahanan RI.
Dalam paparannya, Prof. Connie menegaskan bahwa Bandung Spirit masih sangat relevan di tengah perubahan tatanan global saat ini, khususnya dengan munculnya kekuatan baru seperti BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa) yang mencerminkan perlawanan terhadap ketimpangan global dan dominasi. ekonomi-politik negara besar.
“Semangat Bandung bukanlah nostalgia, melainkan kesadaran yang hidup. Ia mengingatkan kita bahwa keadilan dan perdamaian tidak diwariskan, tetapi harus terus dibangun dengan kebijaksanaan. Inilah jiwa yang harus membimbing Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Usai Sidang Pleno di Gedung Loka Wirasaba, kegiatan dilanjutkan dengan enam sidang paralel yang digelar di Fakultas Politik Pemerintahan (FPP), Fakultas Manajemen Pemerintahan (FMP), dan Fakultas Perlindungan Masyarakat (FPM).
Para akademisi dari berbagai negara, termasuk dosen-dosen IPDN, ikut berpartisipasi aktif sebagai pembicara dan moderator dalam diskusi ilmiah yang membahas isu-isu strategi seperti tata kelola pemerintahan global, inovasi kebijakan publik, transformasi digital, dan kerja sama pembangunan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya konferensi ini sebagai bentuk diplomasi akademik Indonesia di kancah global.
“Konferensi ini bukan sekedar peringatan sejarah, namun momentum untuk memperkuat solidaritas dan memperluas jejaring pengetahuan yang akan menjadi bagian dari perjalanan menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Rektor IPDN Dr. Halilul Khairi, M.Si. menegaskan bahwa IPDN merasa bangga menjadi tuan rumah kegiatan internasional ini.
“Keterlibatan IPDN dalam forum ini menjadi wujud kontribusi dunia akademik dalam memperkuat diplomasi pengetahuan dan semangat kebersamaan global,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga melibatkan Praja IPDN baik sebagai peserta maupun panitia. Sebagian praja mengikuti seminar-seminar paralel untuk menambah wawasan akademik dan pemahaman global, sementara beberapa lainnya bertugas sebagai panitia pelaksana sebagai pengalaman belajar dalam penyelenggaraan kegiatan internasional. (bnh)