BANDUNG, eljabar.com — Di bawah kepemimpinan Dr. Nuryadi, M.Pd., Ketua Umum KONI Kota Bandung, berbagai terobosan dilakukan tidak hanya untuk melahirkan atlet berkaliber nasional dan internasional, tetapi juga mendorong olahraga sebagai pengungkit ekonomi lokal melalui wisata olahraga. Komitmen Kota Bandung dalam membangun prestasi olahraga semakin nyata.
Di mana Nuryadi memaparkan strategi dan tantangan pelatihan olahraga di tingkat daerah, Hal ini mengemuka dalam podcast Basa Basi PWI Kota Bandung, Rabu (11/5/2025).
Tantangan dan Konsentrasi di Tengah Kualifikasi
Saat ini, konsentrasi KONI Kota Bandung sedikit tersita dengan persiapan babak kualifikasi Porprov Jabar. Rencananya, Porprov XV 2026 akan digelar di tiga kota, Depok, Bogor, dan Bekasi. Perubahan dan penambahan nomor pertandingan menjadi 220 nomor juga mempengaruhi strategi kontingen Bandung. Di sisi lain, atlet junior juga sedang berkompetisi di Popnas Jakarta, menunjukkan betapa padatnya agenda olahraga kota ini.
Visi Besar: Dari Bandung untuk Olimpiade
Meski sibuk dengan event regional, kunjungi KONI Kota Bandung jauh lebih besar. Target jangka pendek adalah meloloskan sebanyak-banyaknya atlet di babak kualifikasi menuju Porprov XV 2026. Sementara target jangka panjang sangat ambisius, meningkatkan keterwakilan atlet Kota Bandung di Olimpiade 2028.
“Kontribusi kita di PON dan Sea Games sudah signifikan. Di PON Solo saja, atlet Bandung menyumbang 30% dari total medali Jawa Barat,” ujar Nuryadi.
“Sekarang, kami menargetkan Olimpiade 2028, atlet Bandung bisa tampil di lima cabang olahraga.”
Saat ini, cabor yang menjadi andalan untuk level Olimpiade adalah bulutangkis dan panahan, dengan panjat tebing dan taekwondo sebagai pendukung potensial.
Peningkatan SDM: Kunci Keberhasilan Prestasi
Nuryadi tekanan, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci. KONI Kota Bandung membina sekitar 16.000 atlet dan 2.500 pelatih dari 80 cabang olahraga. Untuk memastikan kualitas pelatih, KONI gencar melakukan Uji Kompetensi (Ujikom) bekerja sama dengan BNSP.
“Sudah 300 pelatih yang tersertifikasi dan memiliki lisensi. Ini adalah amanat UU Keolahragaan untuk memastikan pelatihan berjalan profesional,” jelasnya.
Tak hanya pelatih, KONI juga memprioritaskan kesejahteraan atlet. Mulai dari program asuransi kecelakaan, jaminan pendidikan melalui MoU dengan berbagai universitas, hingga rekomendasi pada PPDB untuk atlet berprestasi. Hal ini menjadi bentuk perlindungan menyeluruh, mengingat risiko dalam olahraga sangat tinggi.
Olahraga Sebagai Penggerak Ekonomi: Sport Tourism
Selain prestasi, Nuryadi memandang olahraga sebagai sektor ekonomi yang potensial. Visi Bandung Unggul dan sebagai kota jasa diwujudkan dengan menyelenggarakan event-event olahraga yang dapat mendongkrak perekonomian.
“Bayangkan jika setiap pekan ada event olahraga. Dampaknya pada okupansi hotel, UMKM, dan ekonomi kreatif akan sangat besar,” ujarnya bersemangat.
“Wisata olahraga adalah masa depan. Kita sudah mencatat partisipasi sekitar 38 ribu orang dalam acara penyelenggaraan selama tahun 2025. Ini angka yang potensialucapnya.
Keterbatasan Infrastruktur dan Solusi Kolaboratif
Tantangan terbesar yang diakui Nuryadi adalah keterbatasan sarana dan prasarana olahraga. Saat ini, hanya ada 16 venue yang memadai untuk acara tingkat lokal hingga internasional. Bahkan, 17 cabor (bela diri) harus berbagi tempat dan memanfaatkan sarana lembaga pendidikan dan institusi kemiliteran.
“Kami juga aktif berkolaborasi dengan swasta, perguruan tinggi, dan TNI untuk memanfaatkan fasilitas mereka. MoU sudah banyak dilakukan untuk mengatasi kesulitan berlatih.”
“Kami mendorong pembangunan gedung olahraga khusus untuk cabang bela diri yang baru, dengan kapasitas 3-5 ribu penonton, di lokasi strategis seperti Gedebage atau Ujungberung,” tuturnya.
Sinergi dan Mental Juara
Nuryadi mengakui bahwa faktor penentu kemenangan (80%) adalah mental. Untuk itu, KONI tidak hanya membina fisik dan teknik, tetapi juga mental atlet. Sinergi yang solid antara KONI, pengurus cabang olahraga (Pengcab), orang tua, dan pemerintah kota (Pemkot) melalui Dispora dan Disdik mutlak diperlukan.
“Advokasi kami untuk menyelesaikan masalah internal di cabor intensif yang dilakukan. Semua harus jelas agar fokus pada prestasi,” tegasnya. “Dukungan orang tua juga luar biasa, mereka rela menyerahkannya untuk dibor keras demi membawa nama harum Bandung.”
Dengan strategi komprehensif dan menyelaraskan visi Kota Bandung saat ini, dengan memadukan pelatihan prestasi, peningkatan SDM, dan pengembangan sport pariwisata. KONI Kota Bandung di bawah Dr. Nuryadi optimis tidak hanya akan melahirkan juara, tetapi juga menjadikan Bandung sebagai kota tujuan event olahraga bertaraf nasional dan internasional. *merah